Dari Ujungberung ke Panggung Dunia: Sejarah Burgerkill

vacances-en-camargue.com – Burgerkill: Sejarah, Kesuksesan, dan Warisan Band Metal. Burgerkill adalah salah satu band metal paling berpengaruh di Indonesia dan diakui di panggung musik internasional. Band ini dikenal karena musiknya yang keras, lirik penuh emosi, dan dedikasi mereka terhadap genre metal. Sejak terbentuk pada tahun 1995 di Bandung, Burgerkill telah menorehkan prestasi yang luar biasa, menjadikannya salah satu band metal paling dihormati di Asia. Artikel ini akan membahas sejarah lengkap Burgerkill, dari awal terbentuk hingga kesuksesan mereka di kancah musik metal dunia.

Awal Pembentukan Burgerkill (1995)

Burgerkill didirikan pada bulan Mei 1995 di Ujungberung, Bandung, oleh Eben (gitaris) dan Ivan (vokalis). Awalnya, band ini dibentuk sebagai bagian dari skena musik underground di Bandung, yang saat itu dipengaruhi oleh genre hardcore dan punk. Nama “Burgerkill” di ambil dari franchise restoran cepat saji Burger King, yang di pelesetkan menjadi “kill” untuk mencerminkan ciri khas band yang keras dan bertenaga.

Awal karier mereka di mulai dengan memainkan musik yang lebih condong ke arah hardcore dan metalcore, dengan banyak pengaruh dari band-band internasional seperti Sick of It All dan Hatebreed. Dalam waktu singkat, Burgerkill menarik perhatian komunitas musik underground karena musik mereka yang agresif dan penuh energi.

Rilis Album Pertama “Dua Sisi” (2000)

Tahun 2000 menandai rilis album debut Burgerkill yang berjudul “Dua Sisi”. Album ini menjadi tonggak penting dalam karier mereka dan merupakan salah satu album yang mendefinisikan skena hardcore dan metal Indonesia. Lagu-lagu seperti “Revolt!” dan “Tiga Titik Hitam” menunjukkan ciri khas sound Burgerkill yang brutal namun tetap memiliki lirik yang dalam dan penuh makna.

Album Dua Sisi sukses besar di kancah underground dan mendapatkan banyak penggemar baru bagi Burgerkill. Mereka menjadi salah satu band terdepan di komunitas metal Indonesia dan mulai di kenal di berbagai kota di Indonesia.

Perubahan Gaya Musik dan Album “Berkarat” (2003)

Pada tahun 2003, Burgerkill merilis album kedua mereka yang berjudul “Berkarat”. Di album ini, band mulai bereksperimen dengan sound yang lebih berat dan kompleks. Mereka mulai menggabungkan elemen-elemen dari death metal dan groove metal ke dalam musik mereka, yang menciptakan kombinasi unik antara hardcore dan metal.

Album Berkarat menunjukkan evolusi musik Burgerkill, dengan aransemen yang lebih matang dan produksi yang lebih baik di bandingkan album pertama. Lagu-lagu seperti “Berkarat” dan “Sakit Jiwa” menjadi favorit di kalangan penggemar. Album ini juga mendapat pengakuan dari media dan kritikus musik, menempatkan Burgerkill di puncak skena metal Indonesia.

Burgerkill: Sejarah, Kesuksesan, dan Warisan Band Metal

Album “Beyond Coma and Despair” dan Kehilangan Besar (2006-2007)

Tahun 2006 menjadi salah satu tahun yang paling penting dalam perjalanan Burgerkill dengan di rilisnya album ketiga mereka, “Beyond Coma and Despair”. Album ini di anggap sebagai salah satu album metal terbaik yang pernah di rilis di Indonesia dan mendapat pengakuan internasional. “Beyond Coma and Despair” membawa sound Burgerkill ke tingkat yang lebih tinggi, dengan riff gitar yang berat, vokal yang agresif, dan lirik yang sangat emosional.

Lihat Juga:  Elvi Sukaesih: Ratu Dangdut Indonesia yang Melegenda

Namun, di tengah kesuksesan album ini, band mengalami kehilangan besar ketika Ivan Scumbag, vokalis asli mereka, meninggal dunia pada 2006 karena sakit. Kehilangan Ivan meninggalkan luka mendalam bagi para penggemar dan anggota band, tetapi mereka memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan musik mereka.

Kembalinya Burgerkill dengan Vokalis Baru dan “Venomous” (2011)

Setelah kematian Ivan, Burgerkill memutuskan untuk melanjutkan band dengan vokalis baru, Vicky Mono, yang menggantikan posisi vokalis. Bersama Vicky, Burgerkill kembali ke studio untuk mengerjakan album baru, dan pada tahun 2011 mereka merilis “Venomous”. Album ini menandai kebangkitan Burgerkill setelah masa sulit.

Venomous berhasil mendapatkan banyak pujian, baik dari penggemar maupun kritikus musik. Album ini memperlihatkan perkembangan musik Burgerkill yang lebih matang dan kompleks, dengan elemen-elemen death metal dan groove metal yang lebih menonjol. Lagu-lagu seperti “Shadow of Sorrow” dan “Under the Scars” menjadi hit besar di kalangan penggemar metal.

Pengakuan Internasional dan Tur Dunia

Setelah rilis Venomous, Burgerkill mulai mendapatkan perhatian di panggung internasional. Band ini mendapatkan kesempatan untuk tampil di berbagai festival metal internasional, seperti Soundwave Festival di Australia dan Bloodstock Open Air di Inggris. Pengakuan dari dunia internasional semakin memperkuat posisi Burgerkill sebagai band metal Indonesia yang berhasil menembus pasar global.

Pada 2013, mereka juga meraih penghargaan Metal Hammer Golden Gods Award dalam kategori Global Metal Band. Ini adalah pengakuan besar dari majalah metal terkemuka, yang menegaskan posisi mereka di kancah internasional.

Album “Adamantine” (2018)

Tahun 2018, mereka kembali merilis album baru berjudul “Adamantine”. Album ini memperlihatkan kualitas musikalitas mereka yang semakin matang dan solid. Dengan sound yang lebih bertenaga dan lirik yang mendalam, Adamantine mendapat sambutan positif dari penggemar dan kritikus. Lagu-lagu seperti “Integral” dan “Roar of Chaos” menegaskan posisi mereka sebagai salah satu band metal terbaik di Asia.

Album ini juga menjadi bukti bahwa mereka tetap relevan dan terus berkembang meskipun telah lebih dari dua dekade berkarier di industri musik.

Burgerkill Kehilangan Eben (2021)

Pada tahun 2021, mereka kembali mengalami kehilangan besar ketika Eben, gitaris dan pendiri band, meninggal dunia. Kepergian Eben meninggalkan duka mendalam bagi para penggemar dan dunia musik metal Indonesia. Eben adalah sosok yang menjadi pilar utama dalam perjalanan panjang mereka, dan kontribusinya dalam membentuk sound band ini tidak akan terlupakan.

Meski kehilangan dua anggota kunci, semangat mereka tetap hidup dalam karya-karya mereka, dan para penggemar tetap mendukung penuh band ini.

Kesimpulan

Burgerkill adalah contoh nyata dari band yang terus berjuang di tengah kesulitan dan juga tantangan. Dari skena underground hingga panggung internasional, mereka telah mengukir sejarah panjang sebagai salah satu band metal terbaik di Indonesia. Karena itu, dengan musik yang kuat, lirik yang emosional, dan dedikasi yang tinggi, mereka berhasil menjadi legenda dalam kancah musik metal.