SID: Perjalanan Punk Rock dari Bali ke Panggung Nasional

vacances-en-camargue.com – SID: Perjalanan Punk Rock dari Bali ke Panggung Nasional. Superman Is Dead (SID) adalah salah satu band punk rock paling terkenal di Indonesia. Dengan gaya musik yang keras, lirik yang kritis, dan sikap yang penuh semangat, SID telah menjadi ikon dalam scene musik Indonesia. Band ini tidak hanya dikenal karena musik mereka, tetapi juga karena keberanian mereka dalam menyuarakan isu-isu sosial dan politik. Artikel ini akan mengupas perjalanan panjang Superman Is Dead, dari awal terbentuk hingga menjadi salah satu band paling berpengaruh di negeri ini.

Awal Terbentuknya SID (1995)

Superman Is Dead dibentuk pada tahun 1995 di Kuta, Bali. Band ini awalnya terdiri dari tiga anggota: Bobby Kool (I Made Putra Budi Sartika) sebagai vokalis dan gitaris, Eka Rock (I Made Eka Arsana) sebagai bassist, dan Jerinx (I Gede Ari Astina) sebagai drummer. Nama “Superman Is Dead” dipilih sebagai simbol dari penolakan terhadap konsep “pahlawan super” dan untuk menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk membuat perubahan.

Di awal kariernya, SID terinspirasi oleh band-band punk rock seperti Green Day, NOFX, dan The Exploited. Mereka mulai tampil di berbagai panggung kecil di Bali, membawakan lagu-lagu punk dengan lirik yang berani dan penuh kritik sosial. Popularitas mereka mulai tumbuh di kalangan anak muda Bali, yang tertarik dengan musik dan pesan yang mereka bawa.

Album Pertama dan Awal Karier Profesional (1997-1999)

Pada tahun 1997, SID merilis album indie pertama mereka yang berjudul Case 15. Album ini memperkenalkan gaya musik khas SID yang menggabungkan punk rock dengan elemen rockabilly dan lirik yang tajam. Meski dirilis secara independen, Case 15 mendapatkan sambutan positif dari komunitas punk lokal dan membantu SID membangun basis penggemar yang solid.

Kesuksesan Case 15 membuka jalan bagi SID untuk merilis album kedua mereka, Superman Is Dead pada tahun 1999. Album ini berisi lagu-lagu yang lebih matang dengan produksi yang lebih baik, dan semakin memperkuat posisi mereka di scene musik underground Bali.

SID: Perjalanan Punk Rock dari Bali ke Panggung Nasional

Masuk ke Industri Musik Nasional (2000-2002)

Pada tahun 2002, Superman Is Dead menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia, sebuah langkah besar yang membawa mereka ke industri musik nasional. Dengan dukungan label besar, SID merilis album Kuta Rock City pada tahun yang sama. Album ini menjadi titik balik dalam karier mereka, memperkenalkan musik SID kepada audiens yang lebih luas di seluruh Indonesia.

Lagu-lagu seperti “Kuta Rock City,” “Punk Hari Ini,” dan “Muka Tebal” menjadi hits dan memperkenalkan gaya hidup punk kepada banyak anak muda Indonesia. Album Kuta Rock City sukses besar dan menjadikan SID sebagai salah satu band punk rock terkemuka di Indonesia.

Lihat Juga:  Mengintip Sisi Lain Juicy Luicy: Antara Musik dan Cerita Pribadi

Puncak Karier dan Popularitas SID (2003-2010)

Kesuksesan Kuta Rock City di ikuti dengan rilis album The Hangover Decade pada tahun 2004 dan Black Market Love pada tahun 2006. Kedua album ini semakin mengukuhkan posisi SID sebagai band punk rock papan atas di Indonesia. Lagu-lagu seperti “Bukan Pahlawan,” “Menginjak Neraka,” dan “Goodbye Whiskey” menjadi anthem bagi banyak penggemar SID.

Pada masa ini, SID tidak hanya tampil di berbagai panggung musik besar di Indonesia, tetapi juga mulai merambah ke luar negeri. Mereka tampil di berbagai festival musik di Asia dan Australia, membawa musik punk rock Bali ke panggung internasional.

Keterlibatan dalam Aktivisme Sosial (2010-sekarang)

Selain berkarya di dunia musik, Superman Is Dead juga di kenal sebagai band yang aktif dalam gerakan sosial dan lingkungan. Mereka sering menyuarakan isu-isu seperti perlindungan lingkungan, hak asasi manusia, dan keadilan sosial melalui musik dan tindakan nyata.

Salah satu contoh nyata adalah kampanye mereka menentang reklamasi Teluk Benoa di Bali. SID, terutama Jerinx, sangat vokal dalam menolak proyek reklamasi tersebut karena di anggap merusak lingkungan dan mengancam kehidupan masyarakat lokal. Sikap mereka ini mendapat dukungan luas dari masyarakat dan memperkuat citra SID sebagai band yang peduli terhadap isu-isu sosial.

Perjalanan Terakhir dan Pencapaian SID (2011-sekarang)

Pada tahun 2011, SID merilis album Sunset di Tanah Anarki, yang menjadi salah satu album paling sukses dalam karier mereka. Lagu-lagu seperti “Sunset di Tanah Anarki,” “Jadilah Legenda,” dan “Lady Rose” menjadi hits besar, menegaskan posisi SID sebagai band punk rock terdepan di Indonesia. Meski menghadapi berbagai tantangan, SID terus berkarya dan tetap menjadi suara lantang dalam scene musik Indonesia. Mereka juga terus tampil di berbagai panggung musik, baik di dalam maupun luar negeri, dan mempertahankan basis penggemar yang loyal.

Kesimpulan

Superman Is Dead adalah lebih dari sekadar band punk rock; mereka adalah simbol perlawanan dan suara keadilan sosial di Indonesia. Dari awal sederhana di Bali hingga menjadi ikon nasional, perjalanan Superman Is Dead penuh tantangan dan pencapaian luar biasa. Musik keras, lirik kritis, dan sikap tanpa kompromi membuat mereka meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah musik Indonesia. Warisan mereka akan terus hidup, tidak hanya melalui lagu-lagu mereka, tetapi juga melalui pesan-pesan sosial yang mereka sampaikan.