vacances-en-camargue.com – White Shoes & The Couples Company: Musik Retro di Era Modern. White Shoes & The Couples Company (WSATCC) adalah band asal Jakarta, Indonesia, yang dikenal dengan gaya musik unik yang menggabungkan jazz, pop, serta elemen musik klasik dan tradisional Indonesia. Dibentuk pada awal 2000-an, band ini telah meraih popularitas internasional dengan gaya retro yang khas, baik dari segi musik maupun penampilan visual. Berikut adalah sejarah lengkap perjalanan band yang telah menciptakan gelombang besar di dunia musik Indonesia dan internasional.
Awal Terbentuknya Band White Shoes & The Couples Company(2002-2004)
White Shoes & The Couples Company dibentuk pada tahun 2002 di Jakarta. Band ini terbentuk dari pertemuan Ricky Surya Virgana, Saryo Haryo, dan Rio Farabi, yang kemudian bergabung dengan Aprilia Apsari (Sari). Mereka bertemu sebagai mahasiswa di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Nama “White Shoes & The Couples Company” berasal dari fenomena mode sekolah di Indonesia pada tahun 1970-an di mana para murid memakai sepatu putih. Nama ini juga mencerminkan gaya retro yang sangat berpengaruh pada citra dan musik mereka. Dengan Medi (gitar) dan John Navid (vibraphone, perkusi), band ini mulai menggabungkan jazz klasik, pop, dan musik Indonesia 1970-an.
Album Debut dan Kesuksesan Awal (2005-2007)
Setelah membangun basis penggemar di acara musik indie, White Shoes & The Couples Company merilis album debut self-titled pada 2005. Album ini dirilis oleh Aksara Records, label rekaman independen yang juga mempromosikan band-band indie lainnya di Indonesia.
Album debut ini langsung menarik perhatian banyak kalangan karena nuansa musiknya yang segar, menggabungkan elemen jazz, pop, soul, dan sentuhan musik klasik dengan lirik-lirik yang sederhana namun penuh emosi. Beberapa lagu seperti “Tentang Cita” dan “Top Star” menjadi hits di kalangan pecinta musik indie Indonesia.
Kesuksesan album debut mereka juga menarik perhatian internasional, khususnya di Amerika Serikat. Pada tahun 2007, majalah musik Amerika Rolling Stone memasukkan White Shoes & The Couples Company dalam daftar “25 Best Bands on MySpace,” sebuah pencapaian yang luar biasa untuk band Indonesia.
Ekspansi Internasional dan Pengakuan Global (2008-2010)
Setelah mendapatkan perhatian di Indonesia, WSATCC memperluas jangkauan mereka ke pasar internasional. Mereka di undang untuk tampil di berbagai festival musik di luar negeri, termasuk festival South by Southwest (SXSW) di Texas, Amerika Serikat, pada tahun 2008. Penampilan mereka di panggung internasional ini semakin memperkuat posisi mereka sebagai band yang di akui secara global.
Pada tahun yang sama, mereka merilis album mini berjudul Skenario Masa Muda, yang memperlihatkan perkembangan lebih lanjut dalam musik mereka. Album ini tetap mempertahankan elemen retro yang kental, tetapi juga menunjukkan eksplorasi lebih dalam pada nuansa pop yang lebih modern.
WSATCC tampil di berbagai acara musik besar di Asia dan Eropa, memperkenalkan musik Indonesia dengan pendekatan segar. Perpaduan gaya retro dan elemen lokal-internasional membuat mereka semakin di akui secara luas.
Eksplorasi Musik dan Album Kedua (2011-2015)
Pada tahun 2010-an, WSATCC semakin memperluas eksplorasi musik mereka. Album kedua mereka, Vakansi, di rilis pada tahun 2010 dan tetap memadukan unsur retro namun dengan lebih banyak eksperimen dalam hal aransemen. Album ini menyertakan pengaruh dari berbagai genre, termasuk musik film Indonesia klasik, keroncong, serta jazz klasik. Lagu-lagu seperti “Matahari” dan “Vakansi” menjadi contoh dari kemampuan band untuk mengeksplorasi berbagai gaya tanpa kehilangan ciri khas mereka.
Pada saat yang sama, WSATCC juga mulai bekerja sama dengan komposer dan musisi lain untuk proyek-proyek film dan teater, memperluas jangkauan kreatif mereka di luar dunia rekaman dan pertunjukan live. Salah satu kontribusi besar mereka adalah untuk musik film Indonesia seperti Janji Joni dan Quickie Express.
Perjalanan Selanjutnya dan Pengaruh Budaya (2016-Sekarang)
Sejak pertengahan 2010-an hingga sekarang, White Shoes & The Couples Company tetap aktif di dunia musik, meski tidak seproduktif pada awal karier mereka. Mereka lebih banyak fokus pada pertunjukan live, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. Gaya visual yang unik dan musik yang memadukan nostalgia dengan elemen modern terus menjadi daya tarik utama mereka.
Pengaruh WSATCC terhadap musik Indonesia tidak bisa di abaikan. Mereka berhasil membawa nuansa retro ke era modern dan memperkenalkan generasi baru pada gaya musik yang mungkin telah lama terlupakan. Mereka turut menciptakan gelombang musik indie di Indonesia bersama The S.I.G.I.T. dan Efek Rumah Kaca. Meski jarang merilis karya baru, warisan WSATCC tetap hidup di kalangan penggemar dan komunitas indie.
Kesimpulan: White Shoes & The Couples Company sebagai Ikon Musik Retro Modern
White Shoes & The Couples Company menunjukkan bagaimana band bisa menggabungkan elemen musik klasik dengan sentuhan modern untuk menciptakan sesuatu yang segar. Mereka bukan hanya di kenal di Indonesia, tetapi juga telah mendapatkan tempat di panggung musik internasional. Dengan dedikasi dan eksperimen, WSATCC menjadi band indie berpengaruh di Indonesia, mengangkat musik pop lokal dan membuka jalan bagi musisi lain.